Sabtu, 07 Januari 2012

Inilah 5 kota terhijau di dunia ( Sayang ya Medan gak masuk )


malmoKota Hijau 5: Malmo Swedia. Malmo berpenduduk 280.000 orang, yang membuatnya kota terbesar ketiga di Swedia. Kota ini terletak di provinsi Skane di daerah selatan dan terdiri dari kanal, pantai, taman, pelabuhan, dan blok-blok yang masih menjaga nuansa Abad Pertengahan. Namun bukan aura Abad Pertengahan itulah yang membuatnya lulus untuk masuk daftar ini. Melainkan ide kreatif kota Malmö dalam berinovasi menggunakan Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui dan menjadi kota hijau pelopor.
Swedia adalah pelopor dalam solusi listrik hijau -- sebagian besar sumber listrik negara datang dari nuklir dan air. Kota seperti Malmö juga berkontribusi dalam menghijaukan Swedia dengan rencana mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 25% antara tahun 2008 dan 2012, melebihi target 5% yang ditetapkan oleh Protokol Kyoto.
Untuk mencapai target ini, kompleks di seantero Malmö telah dirombak menjadi daerah ramah lingkungan, terutama di Pelabuhan Barat, Taman Sege dan Augustenborg.
Pelabuhan Barat, bekas dok kapal dan sekarang berpenduduk padat, dijalankan 100% dari tenaga surya, angin, air, dan biofuel yang diolah dari kotoran organik. Bangunan-bangunan yang ada dibangun dari bahan ramah lingkungan dan didesain untuk efisien energi, dan jalanannya juga mudah ditelusuri pejalan kaki dan pengguna sepeda -- 30% pengguna jalan memilih untuk bepergian menggunakan sepeda.
Selain itu, pemulihan daerah Taman Sege, transformasi ramah-lingkungan lainnya, juga akan menstok daerah itu dengan sumber daya hijau termasuk fotovoltaik (listrik surya), tenaga angin, dan biofuel.
Augustenborg, distrik yang sudah menjadi hijau selama dekade belakangan, terkenal dengan pengatapan hijau -- atap berlapis taman yang mengurangi pembuangan energi dan menambah insulasi dan vegetasi di daerah urban tersebut. Augustenborg juga memiliki trem bebas-emisi pertama di dunia, dan lebih dari selusin pusat daur ulang yang mengolah sekitar 70% bahan sampah yang terbuang.

Kota Hijau 4: Kopenhagen, Denmark
kopenhagen
1,7 juta orang yang tinggal di Kopenhagen terkenal karena mereka lebih memilih menaiki sepeda atau kereta daripada mobil, tetapi transportasi hijau hanyalah satu bagian dari rencana ramah-lingkungan kota itu. Pada tahun 2006, Kopenhagen memenangkan Penghargaan Lingkungan Eropa karena saluran airnya yang bersih dan terobosannya dalam tata lingkungan. Apa yang membuatnya bereputasi? Air dan kincir angin.
Kota ini disanjung karena usahanya selama 10 tahun terakhir dalam menjaga kebersihan dan keamanan pelabuhannya. Pemerintah juga turut andil dalam menggunakan sistim peringatan kualitas air untuk memonitor level polusi.
Selain itu, Kopenhagen juga terkenal dengan kincir anginnya. Lebih dari 5.600 kincir angin menyediakan 10% pasokan listrik Denmark; dan pada 2001, Kopenhagon membuka taman kincir angin lepas pantai terbesar di dunia. Taman ini mampu memasok 32.000 unit rumah di kota itu; sekitar 3% dari kebutuhan listriknya.

Kota Hijau 3: Portland, Oregon, AS.
portland
Portland terletak di sisi Sungai Willamette di Pasifik Baratdaya dan berpenduduk lebih dari 500.000 orang. Kota ini sudah menjadi model gaya hidup ramah lingkungan selama beberapa dekade terakhir, dengan mencampur komponen urban dan areal terbuka.
Kehijauan kota ini sudah tidak baru lagi. Semenjak adanya "Laporan untuk Badan Taman Portland" pada tahun 1903, Portland telah menjadi inspirasi untuk kota-kota di seluruh Amerika Serikat dan dunia untuk mencakupkan areal hijau dalam tata kota mereka. 30 tahun lalu, Portland terus memimpin dengan merombak sebuah jalan tol berjalur enam untuk menjadi taman waterfront. Kini Portland memiliki kurang lebih 92.000 are daerah hijau, termasuk 119 km jalur sepeda, pendakian, dan berlari, dan telah memberlakukan batas pengembangan kota untuk melindungi sekitar 25 juta are hutan dan ladang pertanian.
Portland adalah kota pertama di Amerika Serikat yang memberlakukan rencana pengurangan emisi gas rumahkaca dan juga salah satu anggota pelopor "Cities for Climate Protection Campaign". Kota ini telah meraih posisi top di Amerika Serikat dan dunia selama beberapa tahun belakangan dan memiliki 50 gedung yang mencapai (atau bahkan melebihi) standar ramah lingkungan yang ditetapkan oleh Badan Bangunan Hijau AS, bersama dengan pencampuran arealnya antara untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda -- sekitar 25% pengguna jalan bersepeda ke tempat kerja mereka.
Untuk ke depannya, Portland memiliki target energi yang ambisius. Untuk 2010, kota ini berencana untuk mensuplai 100% energinya dari SDA yang dapat diperbaharui, termasuk langkah-langkah inovatif seperti meteran parkir bertenaga surya.

Kota Hijau 2: Vancouver, Kanada
vancouver
Vancouver adalah kota pesisir, berpenduduk 560.000 jiwa dan disebut sebagai kota paling nyaman untuk ditinggali oleh majalah The Economist. Ternyata, kota ini tidak hanya nyaman untuk ditinggali namun juga sebagai acuan Kanada sebagai pengguna SDA yang dapat diperbaharui.
Vancouver memimpin dalam penggunaan teknologi yang berkembang.
Vancouver memiliki rencana 100-tahun untuk hidup hijau dan bersih. Kota ini juga memimpin dalam penggunaan listrik dari tenaga air, yang kini mensuplai 90% dari total energi.
Selain itu, Vancouver juga mengimplementasikan teknologinya yang berkembang. Penyimpan sampah bertenaga surya telah dapat ditemukan di seantero kota, berukuran sama seperti tempat sampah biasa namun mampu menyimpan lima kali lipat jumlah sampah (yang membuat kota itu membutuhkan lebih sedikit truk sampah beremisi di jalanan).

Kota Hijau 1: Reykjavik, Eslandia
reykjavik
Reykjavik adalah kota terkecil dalam daftar kita kali ini, dengan hanya penduduk 115.000 jiwa di kota tersebut dari sekitar 300.000 jiwa di seluruh negeri Eslandia. Namun dampaknya pada dunia patut diacungi jempol.
Eslandia berencana melepaskan ketergantungannya pada bahan bakar fosil pada tahun 2050 untuk menjadi sebuah ekonomi hidrogen. Kini, Reykjavik (dan seluruh Eslandia) mendapat energi untuk kalor, air panas dan listrik seluruhnya dari tenaga air dan sumber geotermal -- yang keduanya dapat diperbaharui dan bebas dari emisi gas rumahkaca. Beberapa kendaraan juga menggunakan hidrogen, termasuk tiga bis kota.